Negara yang didirikan pada
tahun 1815 dikenal dengan Koninkrijk der Nederlanden atau kerajaan tanah-tanah
rendah, kini menjadi ikon sebagai negara
maju di Eropa. Belanda dengan jumlah penduduk 16.690.000 jiwa pada tahun 2011
dengan luas wilayah 41.526 km2 tumbuh sebagai negara yang telah
menjadi “kiblat” bagi negara-negara lain dalam bidang teknologi, ekonomi, pendidikan, dan lainnya.
Dalam bidang teknologi misalnya,
Belanda adalah satu-satunya negara yang “menyulap” separuh daerah yang
digenangi oleh air laut menjadi pemukiman penduduk dengan bantuan kincir angin. Kincir angin
digunakan untuk memompa air melewati tanggul ke laut. Berkat keberhasilan Belanda mengubah pantai
menjadi lahan untuk kehidupan manusia, kini banyak negara yang mengikuti jejak
Belanda untuk mengubah pantai menjadi tempat tinggal seperti reklamasi
di Cao Fe Dian Tian Jin – Cina, reklamasi di Song Do – Korea Selatan, reklamasi di Kansai – Jepang, reklamasi pantai
di Dubai dan rencana reklamasi pantai di Utara Jakarta– Indonesia. Negara-negara tersebut adalah negara yang memanfaatkan
pantai sebagai lahan pemukiman, lahan bisnis atau wisata layaknya Belanda yang
telah lakukan. Selain itu, dalam bidang teknologi banyak penemu-penemu penting
yang berasal dari Belanda misalnya Cornelius van Drebbel sebagai penemu kapal selam, Anthony Van Leuwenhook
sebagai penemu lensa, Zacharias Janssen sebagai penemu mikroskop, dan H. Lippershey sebagai penemu teleskop.
Dalam hal ekonomi, Belanda dikenal sebagai pintu gerbang ekonomi di Eropa,
hal ini dibuktikan dalam rentang 1962-2004, pelabuhan Rotherdham pernah
dijuluki sebagai pelabuhan terbesar di dunia. Pelabuhan ini tidak hanya
berfungsi sebagai tempat pelabuhan barang, namun juga sebagai pelabuhan
kapal-kapal pesiar kelas dunia. Selain terkenal dengan pelabuhannya, dalam
rangka mendukung perekonomian negara,
Belanda juga membangun bandara Schipol, bandara ini mengalahkan bandara
Heathrow di Inggris, bandara Frankfurt di Jerman karena bandara Schipol di
tahun 2012 telah dinobatkan sebagai bandara terbaik di Eropa berdasarkan survey
yang dilakukan oleh Skytrax.
Belanda maju dalam hal
teknologi dan ekonomi tidak lepas dari peran pendidikannya. Banyak ahli-ahli
pendidikan di Belanda yang telah menjadi pembaharu pendidikan di dunia, salah satunya
adalah Hans Freudenthal. Ia adalah seorang matematikawan. Pada tahun 1973,
Freudenthal melakukan sebuah terobosan dengan mengembangkan sebuah pendekatan
pembelajaran yang dikenal dengan Realistic
Mathematics Education (RME). RME dikembangkan atas pandangannya bahwa mathematics is human activity. Pendekatan
yang ia kembangkan kini telah diadopsi oleh beberapa negara seperti Amerika,
Afrika Selatan, Portugal, Inggris, Jerman, Spanyol, Brazil, Jepang, Malaysia
dan Indonesia. Khusus di Indonesia pendekatan RME dikenal dengan pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Selain mengadopsi, 10 mahasiswa
Indonesia juga diberikan beasiswa setiap tahunnya khusus untuk mempelajari RME
di negeri kincir angin ini. Selain itu, Belanda juga memberikan berbagai jenis
beasiswa untuk generasi Indonesia berkat kerjasama Neso dengan Dikti, sehingga setiap tahunnya lebih dari 200 mahasiswa dikirim ke Belanda.
Referensi:
Fauzan, A. (2002). Applying Realistic Mathematics Education (RME) in Teaching Geometry In Indonesian Primary Schools,
Desertation: Eschende
Hadi, S. (2002).
Effective Teacher Professional Development
for The Implementation of Realistic Mathematics Education in Indonesia.
University of Twente, Enschede
http://www.antaranews.com/en/news/87218/indonesia-lecturers-study-realistic-math-in-Netherlands
http://thestudenthq.blogspot.com/2012/05/belanda-sebagai-pintu-gerbang-ekonomi.html
http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/kincir-angin-unik-banyak-manfaatnya
http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda
http://katsuga.xtgem.com/NAMA%20NAMA%20PENEMU%20DUNIA
http://www.scribd.com/doc/112205285/Reklamasi-Pantai-Dubai
0 comments:
Post a Comment